Lebaran ketupat. itulah yang sering disebut-sebut oleh masyarakat Gorontalo dalam setiap tahun, yang jatuh setiap seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri, nama Lebaran Ketupat itu sendiri hanyalah merupakan sebuah istilah, yang disesuaikan dengan keadaan yang terjadi pada saat itu, dimana masih dalam suasana lebaran dan sajian menu utama pada saat itu adalah ketupat. Kalau penulis sendiri lebih suka menyebutnya dengan Perayaan Ketupat.
Pelaksanaan Lebaran ketupat atau perayaan Ketupat di Gorontalo berawal dari komunitas masyarakat Jawa Tondano (Jaton) yang berada di Gorontalo khususnya di Desa Yosonegoro yang telah menyatu dengan masyarakat Gorontalo. Yang setiap tahunnya selalu menyajikan makanan khas seperti nasi bulu, dodol dan tentunya ketupat itu sendiri di rumahnya masing-masing, untuk menyambut tamu dan para sanak keluarga, ataupun teman dan relasi.
Biasanya perayaan ketupat ini mulai marak disaat sehari menjelang hari H, karena masyarakat sudah mulai mempersiapkan segala sesuatunya terutama ketupat untuk menyambut sanak saudara yang akan datang berkunjung, dan juga banyaknya masyarakat yang sudah mulai berdatangan pada malam menjelang hari perayaan, hal ini dilakukan untuk menghindari kemacetan yang akan terjadi pada hari perayaan. Karena pada saat perayaan keluarga dari daerah-daerah tetangga seperti Manado, Bitung, Kotamobagu Bolaang Mongondow, Palu dan daerah sekitarnya akan datang berkunjung untuk bersilaturahmi. Banyak juga masyarakat Gorontalo yang ada di perantauan yang memilih untuk kembali ke Gorontalo pada saat perayaan ketupat untuk bertemu dengan sanak keluarganya.
Perayaan ketupat merupakan ajang silaturahmi semua sanak keluarga, kerabat, teman, sahabat, rekan kerja untuk bertemu dan saling bermaaf-maafan yang mana pada saat Hari raya Idul Fitri tidak sempat bertemu, sambil makan ketupat dan juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan. Hiburan yang utama adalah pacuan kuda dan karapan sapi. Sebab kendaraan masyarakat dahulu kala barulah bendi dan roda sapi, sehingga keluarga dari desa lain yang akan datang ke desa Yosonegoro datang dengan mengendarai bendi ataupun roda sapi, setelah kuda dan sapinya diistirahatkan barulah kemudian dilombakan.
Karena tujuan utama dari perayaan ini adalah merupakan ajang untuk bersilaturahmi maka dalam perkembangannya perayaan Ketupat ini sudah tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Jawa Tondano yang ada di daerah kampung Jawa Yosenegoro, namun juga sudah dilaksanakan oleh masyarakat Gorontalo hampir di seluruh wilayah Gorontalo yang sudah menjadi tradisi setiap tahunnya, seperti di daerah Tapa, Dulomo, Suwawa, Kabila, Kel Tenda, Moodu, Pohe, Leato, Donggala, Tanggidaa, Ipilo, Padebuolo, Biawu, Kampung Bugis, Limboto, Telaga, dan di rumah-rumah para pejabat. Serta masyarakat Gorontalo yang ada di perantauan.
Title : Tradisi Lebaran Ketupat di Gorontalo
Description : Lebaran ketupat . itulah yang sering disebut-sebut oleh masyarakat Gorontalo dalam setiap tahun, yang jatuh setiap seminggu setela...